Laman

Sunday, March 29, 2009

Analisis Faktor-faktor yang Mempengruhi Minat Siswa SLTP Melanjutkan ke SMK di Kabupaten Sumedang.

by: Neti Budiwati
ABSTRAK

Analisis Faktor-faktor yang Mempengruhi Minat Siswa SLTP Melanjutkan ke SMK di Kabupaten Sumedang.

Ari Sugianto *) ; Neti Budiwati**)

Sesuai dengan kebijakan pemerintah komitmen rencana strategis (renstra) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dalam peningkatan perkembangan pendidikan kecakapan hidup, bahwa pada tahun 2007 pembangunan sekolah kejuruan (SMK) harus diperbanyak dan membatasi sekolah menengah umum (SMU). Yang menjadi permasalahan adalah rendahnya minat siswa SLTP untuk melanjutkan ke SMK.

Objek dalam penelitian ini adalah minat siswa SLTP kelas 3 Negeri dan Swasta melanjutkan ke SMK dengan variabel yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa tentang SMK (X1), lingkungan sosial siswa (X2), harapan terhadap kesempatan kerja yang akan diperoleh (X3).

Metode yang digunakan adalah metode Survey Eksplanatory yaitu metode yang menjelaskan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Harapan siswa terhadap kesempatan kerja yang akan diperoleh dan variabel lingkungan sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu Minat siswa melanjutkan ke SMK. Sedangkan variabel persepsi berpengaruh negatif terhadap minat siswa melanjutkan ke SMK.

Saran dari hasil penelitian ini adalah agar persepsi yang positif terhadap SMK tidak menjadi berpengaruh negatif terhadap minat melanjutkan ke SMK perlu adanya dukungan dari faktor-faktor lain yang salah satunya adalah lingkungan sosial yang kondusif baik dari pihak orang tua, teman sebaya atau lingkungan kerabat dan tetangga sehingga persepsi positif tersebut tidak hanya sekedar pemaknaan positif, tanggapan yang bagus terhadap SMK saja atau hanya sebatas minat yang diucap secara verbal, tetapi berwujud menjadi minat yang dimanifestasikan dan benar-benar dilakukan.

Kata Kunci: minat, lingkungan sosial

--------------------------

*) Alumni Prodi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPIPS UPI

**) Dosen pada Prodi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPIPS UPI

PENDAHULUAN

Sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat, bahwa pada tahun 2007 pembangunan sekolah kejuruan (SMK) harus diperbanyak dan membatasi sekolah menengah umum (SMA). Kebijakan tersebut ditetapkan dalam komitmen rencana strategis (renstra) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dalam peningkatan perkembangan pendidikan kecakapan hidup. Pemerintah menganggarkan Rp 700.000.000.000 untuk membangun 350 SMK baru pada APBN 2007 (Tempo Interaktif, 14 Juli 2006). Pembangunan diprioritaskan di daerah terpencil di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur. Salah satu tujuan kebijakan ini adalah untuk lebih mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dan kecakapan hidup (life skill) yang diharapakan lebih siap memasuki dunia kerja, berwiraswasta dan mampu mengurangi pengangguran.

Rencana tersebut beralasan karena menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran terbuka Febuari 2007 lulusan SMA lebih banyak dibandingkan dengan lulusan SMK. Pengangguran dengan latar belakang pendidikan SMA mencapai angka 2 .630 .360 orang atau sekitar 70 %, sedangkan jumlah pegangguran terbuka dengan latar belakang SMK hanya 1 .114 .675 orang atau sekitar 30 % dari jumlah total pengangguran terbuka yang berlatar belakang pendidikan sekolah menengah. Prosentase pengangguran terbuka dengan latar belakang pendidikan SMA adalah 25 % dan yang berlatar belakang pendidikan SMK adalah 10 % dari jumlah total pengangguran terbuka.

Permasalahan utama dari program kebijkan pemerintah ini adalah minat siswa untuk melanjutkan ke SMK yang masih rendah. Menurut data dari Depdiknas mengenai jumlah siswa yang melanjutkan ke sekolah menengah, angka melanjutkan ke SMK masih rendah dibandingkan dengan yang melanjutkan ke SMA. Rasio jumlah siswa SMA dan SMK adalah 70 : 30.

Muchlas Samani (2000:1) mengemukakan bahwa kebanyakan siswa masih menganggap SMK sebagai sekolah kelas dua. Banyak yang beranggapan bahwa siswa SMP yang melanjutkan ke SMK adalah mereka yang tidak tergolong tinggi kemampuan dasarnya, kemudian memiliki ketakutan kalah bersaing dengan teman yang pandai sehingga takut tidak diterima di SMA yang memunculkan persepsi bahwa masuk ke SMK bukan karena pilihan. Ada juga yang beranggapan bahwa siswa SMP yang melanjutkan ke SMK adalah mereka yang tidak akan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi namun ingin langsung mencari pekerjaan.

Selain itu menurut hasil penelitian Studi SMA Besar - Buku I (FMIPA IPB, 1998), sekitar 60% lulusan SMA tidak melanjutkan, dan yang mengherankan para lulusan SMP sengaja memilih SMA walaupun setelah lulus akan mencari pekerjaan. Artinya lulusan SMP belum menganggap bahwa untuk persiapan memasuki dunia kerja, memilih SMK lebih cocok dibandingkan dengan SMA, hal ini tentu saja tidak sesuai dengan fungsi dan tujuan SMK.

Fungsi dan tujuan umum SMK adalah, siswa mengikuti pendidikan tidak ditargetkan untuk menjadi tukang yang siap kerja, tetapi untuk mengetahui dan memahami apa yang terjadi di lingkungannya. Siswa diperkenalkan dengan masalah baru dan dilatih menyelesaikannya. Siswa mampu mengembangkan kemampuan, mencari alternatif melanjutkan pendidikan atau bekerja.

Dengan adanya SMK berarti Pemerintah memfasilitasi siswa yang mau mengambil spesialisasi kejuruan dan siap masuk kedunia kerja dengan tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

Jika persepsi salah tersebut masih belum berubah dimasyarakat dan minat untuk melanjutkan ke SMK masih rendah, tentu saja program pemerintah memperbanyak jumlah sekolah kejuruan akan terhambat bahkan cenderung akan kurang bermanfaat. Jika dianalogikan sebuah perusahaan, menambah jumlah produk yang kurang diminati oleh pasar atau permintaannya kurang maka perusahaan tersebut akan merugi karena tidak mampu menciptakan keuntungan. Jika program penambahan jumlah sekolah kejuruan direalisasikan dengan keadaan minat siswa SMP masih rendah untuk melanjutkan ke SMK, tentunya akan menghambat pencapaian tujuan yang dicanangkan oleh pemerintah melalui kebijakan tersebut.

Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa minat melanjutkan ke SMK di kabupaten Sumedang masih rendah, berikut tabel yang menunjukkan minat melanjutkan ke SMK masih rendah

Jumlah Siswa SMP Kelas III Dan Siswa Melanjutkan Ke
Sekolah Menengah Kabupaten Sumedang 2000-2007

TAHUN


JUMLAH SISWA


%

AJARAN


SMP Kls 3


SMA


SMK


SMA


SMK

2006/2007


12606


5551


3452


61.66


38.34

2005/2006


11438


5380


3432


61.05


38.95

2004/2005


11167


4559


2991


60.38


39.62

2003/2004


10613


4609


2913


61.27


38.73

2002/2003


10418


4762


2884


62.28


37.72

2001/2002


-


4389


2631


62.52


37.48

2000/2001


-


4353


2336


65.08


34.92
Rata-rata % pertahun


62.08


37.96

Sumber : Depdiknas Kabupaten Sumedang

Tabel diatas menggambarkan bahwa jumlah siswa SMP yang melanjutkan ke SMK lebih sedikit dibanding dengan yang melanjutkan ke SMA. Persentase perbandingan rata-rata setiap tahunnya adalah 37, 96 % : 62,08 %. Meskipun setiap tahun ada kenaikan terhadap jumlah siswa yang melanjutkan ke SMK atau SMA tidak menunjukkan bahwa minat melanjutkan ke SMK meningkat karena diimbangi juga dengan kenaikan jumlah lulusan SMP, atau bisa disebut kenaikan jumlah ini proporsional dengan kenaikan jumlah lulusan SMP. Pendapat ini dibenarkan oleh Dinas Catatan Sipil yang menerangkan bahwa terjadi pertambahan penduduk setiap tahun.

Minat adalah kecenderungan untuk melakukan atau memilih sesuatu yang berasal dari pengalaman dan penerjemahan dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan yang terwujud dalam perasaan senang dan tidak senang dalam bentuk ekspresi perbuatan yang cenderung untuk terus menerus dilakukan baik secara sadar ataupun tidak sengaja. Jika minat melanjukan ke SMK masih rendah maka kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan akan jauh dari yang diharapkan.

Permasalahan tersebut diduga masih adanya persepsi keliru dari masyarakat dan para siswa lulusan SMP yang akan melanjutkan ke SMK yang mengakibatkan pencitraan SMK lebih rendah dibandingkan SMA. Selain itu faktor lingkungan sosial yang membentuk pola pikir dan wawasan siswa sangat berpengaruh terhadap penentuan sekolah mana yang lebih tepat untuk pribadinya, atau disebabkan dari apa yang diharapan seorang siswa terhadap sekolah yang dipilihnya masih belum jelas atau belum sesuai dengan tujuan jenis sekolah, bisa itu gengsi sekolah, kualitas lulusan dan prospek lulusannya, sehingga mempengaruhi minat terhadap SMK masih rendah.

Dari paparan di atas maka masalah yang akan dijawab dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh persepsi siswa tentang SMK terhadap minat siswa SMP melanjutkan ke SMK ?

2. Bagaimana pengaruh lingkungan sosial siswa terhadap minat siswa SMP melanjutkan ke SMK ?

3. Bagaimana pengaruh harapan kesempatan kerja yang akan diperoleh terhadap minat siswa SMP melanjutkan ke SMK?

4. +Objek dalam penelitian ini adalah minat siswa melanjutkan ke SMK di kabupaten Sumedang, dengan variabel yang mempengaruhinya yaitu persepsi siswa terhadap SMK, lingkungan sosial siswa, dan harapan terhadap kesempatan kerja yang akan diperoleh, dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas 3 SMP negeri dan swasta di kabupaten Sumedang yang akan melanjutkan ke sekolah menengah.

3 comments:

  1. Assalamu’alaikum.

    Saya seorang mahasiswa tingkat akhir di suatu perguruan tinggi negeri di Jakata dan ingin membuat skripsi dengan topik yang sama dengan judul postingan ini, yaitu: faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa masuk ke SMK.

    Saya mohon Ibu bersedia menyebutkan daftar pustaka apa saja yang Ibu gunakan dalam penelitian ini, sebab saya merasa kesulitan mencari materi referensi yang sesuai sebagai landasan atau dasar teori penelitian ini. Saya sangat mengharapkan balasannya. Terima kasih.

    ReplyDelete
  2. Bu,, sy butuh referensi dr postingan ini utk bahan proposal penelitian. Mohon sekirany bersedia mengomentari tanggapan sy ini. Terima kasih Bu.

    ReplyDelete
  3. Sy butuh informasi lebih tentang penelitian ini.
    Mohon kbri sy melalui email: adekabang3213@gmail.com
    Terima kasih Bu.

    ReplyDelete